Artikel

    Loading......

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 NAGA JUANG KABUPATEN MANDAILING NATAL

 

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 NAGA JUANG KABUPATEN MANDAILING NATAL

                                        Marlina1, Andi Mangaraja2, dan Rizky Yolanda Putri3

 

 

Program Studi Tadris Matematika, Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, Padangsidimpuan, Sumatera Utara, Indonesia

 

Email:

marlinanasution686@gmail.com, andimangaraja22@gmail.com, rizkyyolandaputri29@gmail.com

 

ABSTRAK

 

Menurut Goleman, kecerdasan Intektual (IQ) hanya menyumbangkan 20% bagi kesuksesan seseorang, sedangkan 80% merupakan sumbangan dari faktor lain, diantaranya kecerdasan emosional atau disebut Emosional Quotient (EQ), yakni suatu kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati, berempati, serta kemampuan bekerja sama. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara EQ dengan hasil belajar matematika siswa dan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara EQ dengan hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 1 Naga Juang Kabupaten Mandailing Natal. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Sampel penelitian yaitu 35 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Naga Juang. Teknik pengumpulan datanya yaitu angket dan tes. Uji validitas data angket dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment. Uji normalitas datanya menggunakan rumus uji One-Sampel Kolmogorov Smirnov, sedangkan pengujian hipotesis data menggunakan uji korelasi sederhana yaitu korelasi product moment.Hasil dari penelitian ini yaitu: bahwa dari uji regresi linear sederhana, dapat diketahui bahwa hasil diperoleh persamaan Y= -111,6 + 2,7. Kemudian dilanjutkan dengan melihat nilai signifikansi dari regresi linear sederhana diperoleh 0,000<0,05 angka tersebut menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara EQ dengan hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 1 Naga Juang Kabupaten Mandailing Natal dengan demikian berarti hipotesis (Ha) dalam penelitian ini diterima, sementara hipotesis (H0) ditolak.

 

Kata kunci: Hasil belajar Matematika Siswa ; Kecerdasan Emosional.

 

 

 

 

PENDAHULUAN

Dalam proses pembelajaran di sekolah, banyak berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intellegence Quotienti (IQ) yang tinggi, karena intelegensi adalah bekal potensi yang akan memudahkan dalam belajar sehingga menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Kenyataanya dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan intelegensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan intelegensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang mimiliki kemapuan intelegensi relatif rendah, meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Oleh karena itu jelaslah bahwa taraf intelegensi bukan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhinya. Menurut Goleman (2000: 44) kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumabang 20 % bagi kesuksesan seseorang, sedangkan 80 % adalah sumbangan dari faktor-faktor lain, diantaranya kecerdasan emosional (EQ) yaitu kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati, berempati serta kemampuan bekerja sama. Kecerdasan emosional juga mampu membentuk karakter dalam diri seseorang sehingga dia mampu mengenali dan mengelola emosi diri, mampu mengenali emosi orang lain, mampu memotivasi diri, dan mampu mengadakan hubungan sosial dengan orang lain.

 Dalam proses belajar, IQ dan EQ keduanya sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi dari penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan disekolah, biasanya kedua kecerdasan ini saling melengkapi. Keseimbangan IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah. Menurut berbagai penelitian, IQ hanya berperan dalam kehidupan manusia dengan besaran maksimum 20%, bahkan 6% menurut Stevan J. Stei, Ph. D dan Howard E. Book, adanya kecerdasan emosional siswa mampu memotivasi diri sendiri, ketika belajar matematika siswa akan membuang pandangan buruk tentang matematika, dan mampu mempertahankan semangatnya untuk memecahkan setiap persoalan matematika yang ditemui, hal ini dapat menunjang keberhasilan akademis siswa dan kesehatan mentalnya. Peserta didik yang tidak dapat memotivasi diri dapat mempengaruhi hasil belajar, oleh karena itu kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan formal maupun non formal demi mencapai kesuksesan peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Goleman yang dikutip oleh Desmita menjelaskan bahwa: “kecerdasan emosional menunjukkan kepada kemampuan mengenali prasaan sendiri dan prasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan mengontrol emosi dengan baik dan hubungan dengan orang lain”.

Kecerdasan berasal dari kata cerdas yang artinya pintar dan cerdik, cepat tanggap dalam menangani masalah dan mudah mamahami jika mendengar keterangan. Kecerdasan merupakan kesempurnaan perkembangan akal budi dalam hal ini masalah adalah yang menuntut kemampuan berfikir manusia. Kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau produk yang dibuat dalam satu atau beberapa budaya. Kecerdasan dapat didefenisikan sebagai kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata, kemampuan mengeluarkan masalah atau persoalan baru untuk dapat diselesaikan, kemampuan membuat sesuatu yang menghasilkan sebuah penghargaan dalam budaya seseorang. Kecerdasan berperan penting untuk memecahkan setiap permasalahan individu melalui berpikir dan setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, Keterampilan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan perasaan. Melalui keterampilan emosional, seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilih kepuasan dan mengatur suasana hati ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi, diantaranya: Kematangan perilaku emosional: kemampuan memahami makna yang sebelumnya belum bisa dipahami, memerhatikan suatu rangsangan dalam kurun waktu yang lama dan memutuskan ketegangan emosi pada suatu objek. Faktor belajar: salah satu cara mengendalikan lingkungan guna memberikan efek positif pada perkembangan emosi anak.

Menurut Thorndike dalam Taufiq istilah kecerdasan emosi berawal dari konsep sosial intelligence, yaitu kemampuan untuk memahami dan membatasi dengan bijaksana dalam hubungan sosial. Sedangkan, Salovey dan Mayer dalam Taufiq menggunakan istilah kecerdasan emosional untuk mendeskripsikan keterampilan dalam mengenali emosi diri dan orang lain, kemampuan mengelola prasaan untuk memotivasi, merencanakan, dan menggapai tujuan hidup. Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengontrol emosinya dengan cerdas. Hal ini juga berkaitan dengan cara menjaga keseimbangan antara emosi dan akal. Selama ini kecerdasan intelektual diyakini sebagai satu-satunya hal yang menentukan kesuksesan masa depan anak. Namun, ada yang tidak kalah penting yaitu kecerdasan emosional, kecerdasan ini sama pentingnya dengan intelektual karena menentukan kesuksesan anak di sekolah maupun keberhasilan hidupnya di masa depan. Kecerdasan emosi menunjuk pada satu kemampuan untuk mengatur dan mengelola dorongan-dorongan emosi yang ada dalam diri individu. Kemampuan individu dalam mengelola emosinya akan membantu kesuksesan pada hasil belajar.

Berikut ciri-ciri peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional yang baik: Mampu memotivasi diri sendiri, Ketahanan dalam menghadapi frustasi, Mampu mengendalikan dorongan yang muncul dari hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, Mampu menjaga suasana hati, tidak menjadikan masalah sebagai beban stres yang melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdo’a. Hasil belajar adalah tingkat tertinggi dari suatu proses dalam belajar. Indikator ketercapaian hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa menurut hasil penelitian Gunawan,dkk., sebagai berikut: Motivasi belajar, IQ, dan Model pembelajaran, adapun faktor dari luar yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah lingkungan sosial, terdiri dari dari teman, keluarga, guru, teman lain kelas, kepala sekolah, teman sebaya. Kehadiran orang-orang disekitar kita saat sedang belajar dapat mengganggu aktivitas belajar. Hasil belajar juga di pengaruhi oleh faktor instrument yaitu perangkat pembelajaran seperti kurikulum, struktur program pembelajaran, sarana, dan prasarana yang mendukung pembelajaran. Adapaun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga Juang, Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga Juang.

 

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode ex post facto. Ex post facto adalah pengujian yang dilakukan setelah melihat yang terjadi pada subjek, secara harfiah ex post facto artinya “setelah fakta”, karena sebab yang diteliti tersebut sudah berpengaruh dengan variabel lain. Dikatakan sebuah penelitian sebagai penelitian ex post facto karena pengaruh dan yang memengaruhi telah terjadi sebelumya dan diteliti oleh peneliti dalam tinjauan kebelakang. Adanya hubungan diantara variabel-variabel tersebut dibuat berdasarkan perbedaan yang terdapat pada variabel bebas dan variabel terikat tanpa adanya intervensi secara langsung.

Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya dengan tujuan mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berhubungan dengan fenomena alam. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Naga Juang Kecamatan Naga Juang yang tebagi menjadi dua kelas dengan jumlah siswa 35 orang. Menurut Suharsimi Arikunto jika jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10% -  15% atau 20% - 25% dari jumlah populasi. Mengingat penelitian ini memiliki populasi kurang dari 100 orang, maka berdasarkan teori di atas peneliti memutuskan untuk melakukan total sampling. Dengan mengambil semua populasi sebagai sampel untuk diteliti yang terdiri dari kelas VIII-1 dan VIII-2 diberi angket dan tes.

Instrumen/Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner/Angket dan tes yang terlebih dahulu dianalisais dan validasi serta telah memenuhi kriteria indikator kecerdasan emosional dan hasil belajar matematika. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes objektif atau tes dikotomi peneliti memberikan 20 soal pilihan ganda yang telah di validasi setiap butirnya memiliki skor 0 atau 1, termasuk pilihan ganda dengan 1 jawaban yang benar diantara 4 opsi pilihan yang tersedia. Skor perolehan siswa kemudian dikonversi ke skala 100 dengan aturan:



Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif digunakan dengan statistik. Tedapat dua jenis statistik, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial untuk dapat menjawab rumusan masalah melalui langakah-langkah, berikut ini: analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial, adapun hal-hal yang harus dilakukan untuk dapat menguji kebenaran hipotesis, yaitu: (1) uji normalitas data, (2) linieritas, (3) korelasi, (4) analisis regresi linier sederhana dan (5) Uji hipotesis Kaidah dalam pengujian hipotesis adalah jika signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka  ditolak dan  diterima sedangkan jika signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka  ditolak dan  diterima. Hasil perhitugan dengan bantuan software SPSS versi 25.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga Juang dengan jumlah sampel 35 siswa, maka peneliti dapat mengumpulkan data melalui angket yang dikerjakan oleh siswa, yang kemudian diberikan skor pada setiap item yang tersedia.

Untuk pemahaman lebih lanjut terkait penyebaran data tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel. 1

Tabel Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional

Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga Juang

 

No

Interval

Frekuensi

Presentase

1

58,0 – 60,0

16

45,7 %

2

60,5 – 62,9

8

22,9 %

3

63,0 – 65,4

5

14,3 %

4

65,5 – 67,9

2

5,7 %

5

68,0 – 70,4

1

2,9 %

6

70,5 – 72,9

3

8,6 %

Jlh

i = 6

35

100%

 

Penyebaran data kecerdasan emosional diatas dapat dilihat dalam bentuk diagram berikut ini.

 

    

                Gambar 1

Diagram Kecerdasan Emosional Kelas VIII di SMP

                          Negeri 1 Naga Juang

 

Dari data kecerdasan emosional (variabel X) diatas dapat digambarkan dalam tabel berikut:

 

 

Tabel. 2

Deskripsi Data Kecerdasan Emosional

 

No

Statistik

X

1

Skor tertinggi

73

2

Skor terendah

58

3

Rata-rata (mean)

62,38

4

Standar deviasi

3,977

5

Median

61

6

Modus

60

7

Range

15

8

Variansi

15,8

                  Hasil output SPSS versi. 25

Berdasarkan tabel deskripsi data variabel X diatas, diperoleh hasil statistik deskriptif dari 35 responden dengan nilai standar deviasi 3,977 tersebut lebih kecil dari nilai mean yaitu 62,38, hal ini menandakan bahwa vairiabel X bersifat homogen dan skor minimum 58, skor maximumnya 73, sehingga rangenya 15. Meannya 62,38, median 61 dan modus 60 sementara variansinya 15,8 dengan standar deviasi sebesar 3,98.

Dari data hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga Juang (variabel X) diatas dapat digambarkan dalam tabel berikut:

 

Tabel. 3

Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa

Kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga Juang

 

No

Statistik

Y

1

Skor tertinggi

90

2

Skor terendah

40

3

Rata-rata (mean)

58,3

4

Standar deviasi

13

5

Median

55

6

Modus

50

7

Range

50

8

Variansi

169,03

           Hasil output SPSS versi. 25

Berdasarkan tabel deskripsi data hasil belajar siswa diatas, diperoleh hasil statistik deskriptif dari 35 responden dengan skor minimum 40, skor maximum 90, sehingga range 50. Nilai standar deviasi yaitu 13 lebih kecil dari nilai mean sebesar 58,3, menandakan jika variabel hasil belajar siswa bersifat homogen, median 55, modus 50 dan variansi 169,03. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji regresi linier sederhana sederhana.

 

Tabel. 4

Hasil Analisis Hipotesis

 

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.834a

0,695

0,686

7,290

a. Predictors: (Constant), Kecerdasan_Emosional

 

Coefficientsa

 

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

 

1

(Constant)

-111,579

19,636

 

-5,682

0,000

 

Kecerdasan_Emosional

2,725

0,314

0,834

8,668

0,000

 

a. Dependent Variable: Hasil_Belajar

 

        Hasil output SPSS versi. 25

 

Dari hasil analisis, angket-angket yang disebarkan kepada responden yaitu mengenai kecerdasan emosional. Sedangkan data hasil belajar diperoleh dari hasil tes matematika siswa. Dari hasil pengolahan data penelitian diperoleh  yang menunjukkan adanya hubungan korelasi linear positif yang kuat antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar matematika siswa, dalam artian ada kecenderungan bahwa sebenarnya kecerdasan emosional siswa berkaitan dengan hasil belajar matematika siswa. Keberartian hubungan juga dapat dilihat pada persaman regresi yaitu:  dan setelah diuji coba dengan taraf signifikansi 0,05 ternyata terdapat hubungan yang linear, jika kecerdasan emosional mengalami kenaikan 1 angka maka hasil belajar matematika siswa mangalami kenaikan sebesar 2,725. Dilihat dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 69,5%. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional memberikan sumbangan sebesar 69,5% terhadap naik turunnya hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga Juang.

Berdasarkan hasil pengolahan data diatas maka diperoleh nilai sign adalah 0,000, berarti nilai sign lebih kecil dari (0,000 < 0,05). Berarti diterima atau terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar matematika siswa.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga Juang Kabupaten Mandailing Natal. Berdasarkan hasil analisis, angket-angket yang disebarkan kepada responden yaitu mengenai kecerdasan emosional. Sedangkan data hasil belajar diperoleh dari  hasil tes matematika yang telah valid. Seperti yang telah dipaparkan dalam pembahasan terdahulu bahwa kecerdasan emosional akan mampu meningkatkan semangat anak-anak dalam belajar, atau untuk memiliki hubungan yang baik dengan teman-temannya di tempat-tempat bermain.

Pengembangan emosi di kalangan anak-anak dapat membantu mereka dalam mengambil keputusan dan dapat berpikir untuk menilai mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Setiap emosi yang kuat berakar dari adanya dorongan untuk bertindak, dan mengelola dorongan itu sangan penting bagi kecerdasan emosional. Daya emosi yang dimiliki oleh orang-orang dewasa sesungguhnya berakar dari masa kehidupan anak-anak. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terlebih dahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Riska Lestari Siregar, alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan (Skripsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan, 2015) dengan judul “Hubungan Emtional Quotient dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Padangsidimpuan”, objek penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Padangsidimpuan, penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Emotional Quotient dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VII di SMP N 2 Padangsimpuan.

 

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,834 dengan ini menunjukkan adanya hubungan korelasi linear positif dan masuk kedalam kategori sangat kuat antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar siswa. Diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,695 yang berarti bahwa kecerdasan emosional memberikan kontribusi sebesar 69,5 %  terhadap naik turunnya hasil belajar siswa sedangkan 30,5 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.

Adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar matematika siswa juga dapat dilihat pada persamaan regeresi linear sederhana yang diperoleh  Koefisien regresi variabel kecerdasan sebesar 2,725 artinya jika kecerdasan emosional mengalami kenaikan setiap 1 nilai maka hasil belajar matematika mengalami kenaikan sebesar 2,725.

Dalam perhitungan regresi linear sederhana menggunaka SPSS versi 25 diperoleh nilai sign sebesar 0,000 dengan taraf signifikansi 5%, yang berarti nilai 0,000 < 0,05. Maka,  diterima atau terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga Juang.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penelitian ini dan pemberi dana serta sampel penelitian, khususnya untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Naga Juang kepada pihak sekolah yang turut membantu melancarkan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Kepada seluruh pihak yang telah membantu penelitian ini berjalan lancar dan terimakasih kepada seluruh kawan – kawan yang telah membantu terbuatnya artikel ini semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah membantu terlaksananya penelitian ini dan terbentuknya artikel ini.

 

REFERENSI

Almira Amir, "Implementation of Character Education in the Mathematics Learning Process", Jurnal Logaritma, Volume 10, No. 1, Juni 2022.

 

Anisa Redha Meisyuri, dkk., "Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Matematika SD", Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 5, No. 13, 2017.

 

Anita Adinda, "Kecerdasan Emosional dalam Pembelajaran Matematika", Jurnal Logaritma, Volume 4, No. 2, 2016.

               

Ayu  Ardilla dan Suryo Hartanto, "Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Hasil Belajar Matematika Siswa MTS Iskandar Muda Batam", Jurnal Phytagoras, Volume 6, No. 2, 2017.

 

Christopher Dougherty, introduction to econometrics, New York:Oxford University Press,  2002.

 

Dwi Maulida Sari & Diyah Hoiriyah, "Kemampuan Berpikir Logis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran M-APOS ", Jurnal Logaritma, Volume 9, No. 2,  Desember 2021.

 

Goleman, Kecerdasan Emosional, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000.

 

Indah Mayang Purnama "Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika di SMAN Jakarta Selatan", Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, Volume 6, No. 3, 2016.

           

Mitsi Ardella, "Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Pada Siswa Kelas V SD Negeri 70 Kecamatan Kelam Tengah Kabupaten Kaur", Skripsi, Bengkulu: IAIN Bengkulu, 2018.

 

Munirah & Sri Sumyati Ahmad Putri, "Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik",  Jurnal Pendidikan Dasar Islam, Volume 5, No. 2, Desember 2018.

 

Nasution, Mariam, "Data Analysis Techniques for Problem-Based Learning Model Development and Rewarding Elementary  Linier Algebra", Jurnal Logaritma, Volume 10, No. 1, Juni 2022.

 

Olivia Cherly Wuwung, Strategi Pembelajarn dan Kecerdasan Emosional, Surabaya: Scorpio Media Pustaka, 2020..

Rangkuti, Ahmad Nizar, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, dan Penelitian Pengembangan, Medan: Perdana Mulya Sarana, 2016.

 

Rangkuti, Ahmad Nizar, Statistik Untuk Penelitian Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, 2015.

 

Riska Lestari Siregar, "Hubungan Emotional Quotient dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Padangsidimpuan", Skripsi, Padangsidimpuan: IAIN Padangsidimpuan, 2015.

 

Siregar, Nur Fauziah, "Minat Belajar Matematika pada Siswa SMP Negeri 7 Padangsidimpuan", Jurnal Logaritma, Volume 8, No. 2, Desember 2020.

 

Wiwik Suciati, Kiat Sukses Melalui Kecerdasan Emosional dan Kemandirian Belajar, Bandung: CV. Rasi Terbit, 2016.

Posting Komentar

0 Komentar