HUBUNGAN
KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI SMP
NEGERI 1 NAGA JUANG KABUPATEN MANDAILING NATAL
Marlina1, Andi Mangaraja2, dan Rizky Yolanda Putri3
Program Studi Tadris Matematika, Institut
Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, Padangsidimpuan, Sumatera Utara, Indonesia
Email:
marlinanasution686@gmail.com, andimangaraja22@gmail.com,
rizkyyolandaputri29@gmail.com
ABSTRAK
Menurut Goleman,
kecerdasan Intektual (IQ) hanya menyumbangkan 20% bagi kesuksesan seseorang,
sedangkan 80% merupakan sumbangan dari faktor lain, diantaranya kecerdasan
emosional atau disebut Emosional Quotient (EQ), yakni suatu kemampuan untuk
memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur
suasana hati, berempati, serta kemampuan bekerja sama. IQ tidak dapat berfungsi
dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran
yang disampaikan di sekolah. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci
keberhasilan belajar siswa di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat keeratan hubungan antara EQ dengan hasil belajar matematika
siswa dan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara EQ
dengan hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 1 Naga Juang Kabupaten
Mandailing Natal. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif. Sampel penelitian yaitu 35 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Naga
Juang. Teknik pengumpulan datanya yaitu angket dan tes. Uji validitas data
angket dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment. Uji
normalitas datanya menggunakan rumus uji One-Sampel Kolmogorov Smirnov,
sedangkan pengujian hipotesis data menggunakan uji korelasi sederhana yaitu
korelasi product moment.Hasil dari penelitian ini yaitu: bahwa dari uji regresi
linear sederhana, dapat diketahui bahwa hasil diperoleh persamaan Y= -111,6 +
2,7. Kemudian dilanjutkan dengan melihat nilai signifikansi dari regresi linear
sederhana diperoleh 0,000<0,05 angka tersebut menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara EQ dengan hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 1
Naga Juang Kabupaten Mandailing Natal dengan demikian berarti hipotesis (Ha)
dalam penelitian ini diterima, sementara hipotesis (H0) ditolak.
Kata kunci: Hasil belajar Matematika Siswa ; Kecerdasan Emosional.
PENDAHULUAN
Dalam proses
pembelajaran di sekolah, banyak berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang
tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intellegence Quotienti (IQ) yang
tinggi, karena intelegensi adalah bekal potensi yang akan memudahkan dalam
belajar sehingga menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Kenyataanya dalam
proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat
meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan intelegensinya. Ada siswa
yang mempunyai kemampuan intelegensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar
yang relatif rendah, namun ada siswa yang mimiliki kemapuan intelegensi relatif
rendah, meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Oleh karena itu jelaslah
bahwa taraf intelegensi bukan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan
seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhinya. Menurut Goleman (2000:
44) kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumabang 20 % bagi kesuksesan
seseorang, sedangkan 80 % adalah sumbangan dari faktor-faktor lain, diantaranya
kecerdasan emosional (EQ) yaitu kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi
frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati, berempati serta
kemampuan bekerja sama. Kecerdasan emosional juga mampu membentuk karakter
dalam diri seseorang sehingga dia mampu mengenali dan mengelola emosi diri,
mampu mengenali emosi orang lain, mampu memotivasi diri, dan mampu mengadakan
hubungan sosial dengan orang lain.
Dalam proses belajar, IQ dan EQ keduanya
sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi dari
penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan disekolah,
biasanya kedua kecerdasan ini saling melengkapi. Keseimbangan IQ dan EQ
merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah. Menurut berbagai
penelitian, IQ hanya berperan dalam kehidupan manusia dengan besaran maksimum
20%, bahkan 6% menurut Stevan J. Stei, Ph. D dan Howard E. Book, adanya
kecerdasan emosional siswa mampu memotivasi diri sendiri, ketika belajar
matematika siswa akan membuang pandangan buruk tentang matematika, dan mampu
mempertahankan semangatnya untuk memecahkan setiap persoalan matematika yang
ditemui, hal ini dapat menunjang keberhasilan akademis siswa dan kesehatan
mentalnya. Peserta didik yang tidak dapat memotivasi diri dapat mempengaruhi
hasil belajar, oleh karena itu kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat
penting dalam pendidikan formal maupun non formal demi mencapai kesuksesan
peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Goleman yang dikutip oleh
Desmita menjelaskan bahwa: “kecerdasan emosional menunjukkan kepada kemampuan
mengenali prasaan sendiri dan prasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri
sendiri dan mengontrol emosi dengan baik dan hubungan dengan orang lain”.
Kecerdasan berasal
dari kata cerdas yang artinya pintar dan cerdik, cepat tanggap dalam menangani
masalah dan mudah mamahami jika mendengar keterangan. Kecerdasan merupakan
kesempurnaan perkembangan akal budi dalam hal ini masalah adalah yang menuntut
kemampuan berfikir manusia. Kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan
masalah atau produk yang dibuat dalam satu atau beberapa budaya. Kecerdasan
dapat didefenisikan sebagai kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi
dalam kehidupan nyata, kemampuan mengeluarkan masalah atau persoalan baru untuk
dapat diselesaikan, kemampuan membuat sesuatu yang menghasilkan sebuah penghargaan
dalam budaya seseorang. Kecerdasan berperan penting untuk memecahkan setiap
permasalahan individu melalui berpikir dan setiap individu memiliki tingkat
kecerdasan yang berbeda-beda, Keterampilan emosional adalah kemampuan lebih
yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi
kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan
perasaan. Melalui keterampilan emosional, seseorang dapat menempatkan emosinya
pada porsi yang tepat, memilih kepuasan dan mengatur suasana hati ada dua
faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi, diantaranya: Kematangan perilaku
emosional: kemampuan memahami makna yang sebelumnya belum bisa dipahami,
memerhatikan suatu rangsangan dalam kurun waktu yang lama dan memutuskan
ketegangan emosi pada suatu objek. Faktor belajar: salah satu cara mengendalikan lingkungan guna memberikan efek positif
pada perkembangan emosi anak.
Menurut Thorndike
dalam Taufiq istilah kecerdasan emosi berawal dari konsep sosial intelligence, yaitu kemampuan untuk memahami dan
membatasi dengan bijaksana dalam hubungan sosial. Sedangkan, Salovey dan Mayer
dalam Taufiq menggunakan istilah kecerdasan emosional untuk mendeskripsikan
keterampilan dalam mengenali emosi diri dan orang lain, kemampuan mengelola
prasaan untuk memotivasi, merencanakan, dan menggapai tujuan hidup. Kecerdasan
emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengontrol emosinya dengan cerdas.
Hal ini juga berkaitan dengan cara menjaga keseimbangan antara emosi dan akal.
Selama ini kecerdasan intelektual diyakini sebagai satu-satunya hal yang menentukan
kesuksesan masa depan anak. Namun, ada yang tidak kalah penting yaitu
kecerdasan emosional, kecerdasan ini sama pentingnya dengan intelektual karena
menentukan kesuksesan anak di sekolah maupun keberhasilan hidupnya di masa
depan. Kecerdasan emosi menunjuk pada satu kemampuan untuk mengatur dan
mengelola dorongan-dorongan emosi yang ada dalam diri individu. Kemampuan
individu dalam mengelola emosinya akan membantu kesuksesan pada hasil belajar.
Berikut ciri-ciri
peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional yang baik: Mampu memotivasi
diri sendiri, Ketahanan dalam menghadapi frustasi, Mampu mengendalikan dorongan
yang muncul dari hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, Mampu menjaga suasana
hati, tidak menjadikan masalah sebagai beban stres yang melumpuhkan kemampuan
berpikir, berempati dan berdo’a. Hasil belajar adalah tingkat tertinggi dari
suatu proses dalam belajar. Indikator ketercapaian hasil belajar adalah
terjadinya perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa menurut hasil penelitian Gunawan,dkk., sebagai
berikut: Motivasi belajar, IQ, dan Model pembelajaran, adapun faktor dari luar
yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah lingkungan sosial, terdiri dari
dari teman, keluarga, guru, teman lain kelas, kepala sekolah, teman sebaya.
Kehadiran orang-orang disekitar kita saat sedang belajar dapat mengganggu
aktivitas belajar. Hasil belajar juga di pengaruhi oleh faktor instrument yaitu
perangkat pembelajaran seperti kurikulum, struktur program pembelajaran,
sarana, dan prasarana yang mendukung pembelajaran. Adapaun tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui tingkat
keeratan hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar matematika
siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga Juang, Untuk mengetahui hubungan yang
signifikan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar matematika siswa
kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga Juang.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang
digunakan adalah kuantitatif dengan metode ex post facto. Ex post facto adalah pengujian yang dilakukan setelah melihat
yang terjadi pada subjek, secara harfiah ex post facto artinya “setelah
fakta”, karena sebab yang diteliti tersebut sudah berpengaruh dengan variabel
lain. Dikatakan sebuah penelitian sebagai penelitian ex post facto karena
pengaruh dan yang memengaruhi telah terjadi sebelumya dan diteliti oleh
peneliti dalam tinjauan kebelakang. Adanya hubungan diantara variabel-variabel
tersebut dibuat berdasarkan perbedaan yang terdapat pada variabel bebas dan
variabel terikat tanpa adanya intervensi secara langsung.
Metode penelitian
kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan
fenomena serta hubungan-hubungannya dengan tujuan mengembangkan dan menggunakan
model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berhubungan dengan fenomena
alam. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Naga Juang Kecamatan Naga Juang yang tebagi menjadi dua kelas
dengan jumlah siswa 35 orang. Menurut Suharsimi Arikunto jika jumlah populasi
kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi
jika populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10% - 15% atau 20% - 25% dari jumlah populasi.
Mengingat penelitian ini memiliki populasi kurang dari 100 orang, maka
berdasarkan teori di atas peneliti memutuskan untuk melakukan total sampling.
Dengan mengambil semua populasi sebagai sampel untuk diteliti yang terdiri dari
kelas VIII-1 dan VIII-2 diberi angket dan tes.
Instrumen/Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner/Angket
dan tes yang
terlebih dahulu dianalisais dan validasi serta telah memenuhi kriteria indikator
kecerdasan emosional dan hasil
belajar matematika. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan tes objektif atau tes dikotomi peneliti memberikan 20 soal pilihan ganda yang
telah di validasi setiap butirnya memiliki skor
0 atau 1, termasuk pilihan ganda dengan 1 jawaban yang benar diantara 4 opsi
pilihan yang tersedia. Skor
perolehan siswa kemudian dikonversi ke skala 100 dengan aturan:
Teknik analisis data
dalam penelitian kuantitatif digunakan dengan statistik. Tedapat dua jenis
statistik, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial untuk dapat
menjawab rumusan masalah melalui langakah-langkah, berikut ini: analisis
statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial, adapun hal-hal yang
harus dilakukan untuk dapat menguji kebenaran hipotesis, yaitu: (1) uji
normalitas data, (2) linieritas, (3) korelasi, (4) analisis regresi linier
sederhana dan (5) Uji hipotesis Kaidah dalam pengujian hipotesis adalah jika
signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka ditolak dan
diterima sedangkan
jika signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka
ditolak dan
diterima. Hasil
perhitugan dengan bantuan software SPSS versi 25.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga
Juang dengan jumlah sampel 35 siswa, maka peneliti dapat mengumpulkan data
melalui angket yang dikerjakan oleh siswa, yang kemudian diberikan skor pada
setiap item yang tersedia.
Untuk pemahaman lebih
lanjut terkait penyebaran data tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 1
Tabel Distribusi
Frekuensi Kecerdasan Emosional
Siswa Kelas VIII di
SMP Negeri 1 Naga Juang
No |
Interval |
Frekuensi |
Presentase |
1 |
58,0 – 60,0 |
16 |
45,7 % |
2 |
60,5 – 62,9 |
8 |
22,9 % |
3 |
63,0 – 65,4 |
5 |
14,3 % |
4 |
65,5 – 67,9 |
2 |
5,7 % |
5 |
68,0 – 70,4 |
1 |
2,9 % |
6 |
70,5 – 72,9 |
3 |
8,6 % |
Jlh |
i = 6 |
35 |
100% |
Penyebaran data
kecerdasan emosional diatas dapat dilihat dalam bentuk diagram berikut ini.
Gambar 1
Diagram Kecerdasan Emosional Kelas VIII di SMP
Negeri
1 Naga Juang
Dari data kecerdasan
emosional (variabel X) diatas dapat digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel. 2
Deskripsi Data
Kecerdasan Emosional
No |
Statistik |
X |
1 |
Skor tertinggi |
73 |
2 |
Skor terendah |
58 |
3 |
Rata-rata (mean) |
62,38 |
4 |
Standar deviasi |
3,977 |
5 |
Median |
61 |
6 |
Modus |
60 |
7 |
Range |
15 |
8 |
Variansi |
15,8 |
Hasil output SPSS versi. 25
Berdasarkan
tabel deskripsi data variabel X diatas, diperoleh hasil statistik deskriptif
dari 35 responden dengan nilai standar deviasi 3,977 tersebut lebih kecil dari
nilai mean yaitu 62,38, hal ini menandakan bahwa vairiabel X bersifat homogen
dan skor minimum 58, skor maximumnya 73, sehingga rangenya 15. Meannya 62,38,
median 61 dan modus 60 sementara variansinya 15,8 dengan standar deviasi
sebesar 3,98.
Dari
data hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga Juang (variabel X)
diatas dapat digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel. 3
Deskripsi Data Hasil Belajar
Matematika Siswa
Kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga
Juang
No |
Statistik |
Y |
1 |
Skor tertinggi |
90 |
2 |
Skor terendah |
40 |
3 |
Rata-rata (mean) |
58,3 |
4 |
Standar deviasi |
13 |
5 |
Median |
55 |
6 |
Modus |
50 |
7 |
Range |
50 |
8 |
Variansi |
169,03 |
Hasil output SPSS versi. 25
Berdasarkan tabel
deskripsi data hasil belajar siswa diatas, diperoleh hasil statistik deskriptif
dari 35 responden dengan skor minimum 40, skor maximum 90, sehingga range 50.
Nilai standar deviasi yaitu 13 lebih kecil dari nilai mean sebesar 58,3,
menandakan jika variabel hasil belajar siswa bersifat homogen, median 55, modus
50 dan variansi 169,03. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan uji regresi linier sederhana sederhana.
Tabel. 4
Hasil Analisis Hipotesis
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the
Estimate |
1 |
.834a |
0,695 |
0,686 |
7,290 |
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan_Emosional |
Coefficientsa |
|
|||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||||
B |
Std. Error |
Beta |
|
|||||
1 |
(Constant) |
-111,579 |
19,636 |
|
-5,682 |
0,000 |
|
|
Kecerdasan_Emosional |
2,725 |
0,314 |
0,834 |
8,668 |
0,000 |
|
||
a. Dependent Variable: Hasil_Belajar |
|
|||||||
Hasil output SPSS versi. 25
Dari hasil analisis,
angket-angket yang disebarkan kepada responden yaitu mengenai kecerdasan
emosional. Sedangkan data hasil belajar diperoleh dari hasil tes matematika
siswa. Dari hasil pengolahan data penelitian diperoleh yang menunjukkan adanya
hubungan korelasi linear positif yang kuat antara kecerdasan emosional dengan
hasil belajar matematika siswa, dalam artian ada kecenderungan bahwa sebenarnya
kecerdasan emosional siswa berkaitan dengan hasil belajar matematika siswa.
Keberartian hubungan juga dapat dilihat pada persaman regresi yaitu:
dan setelah diuji
coba dengan taraf signifikansi 0,05 ternyata terdapat hubungan yang linear,
jika kecerdasan emosional mengalami kenaikan 1 angka maka hasil belajar matematika
siswa mangalami kenaikan sebesar 2,725. Dilihat dari hasil perhitungan
diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 69,5%. Hal ini menunjukkan bahwa
kecerdasan emosional memberikan sumbangan sebesar 69,5% terhadap naik turunnya
hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga Juang.
Berdasarkan hasil
pengolahan data diatas maka diperoleh nilai sign adalah 0,000, berarti nilai sign
lebih kecil dari (0,000 < 0,05). Berarti
diterima atau terdapat hubungan yang signifikan antara
kecerdasan emosional dengan hasil belajar matematika siswa.
Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga Juang Kabupaten Mandailing
Natal. Berdasarkan hasil analisis, angket-angket yang disebarkan kepada
responden yaitu mengenai kecerdasan emosional. Sedangkan data hasil belajar
diperoleh dari hasil tes matematika yang
telah valid. Seperti yang telah dipaparkan dalam pembahasan terdahulu bahwa
kecerdasan emosional akan mampu meningkatkan semangat anak-anak dalam belajar,
atau untuk memiliki hubungan yang baik dengan teman-temannya di tempat-tempat
bermain.
Pengembangan emosi di
kalangan anak-anak dapat membantu mereka dalam mengambil keputusan dan dapat
berpikir untuk menilai mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak boleh
dilakukan. Setiap emosi yang kuat berakar dari adanya dorongan untuk bertindak,
dan mengelola dorongan itu sangan penting bagi kecerdasan emosional. Daya emosi
yang dimiliki oleh orang-orang dewasa sesungguhnya berakar dari masa kehidupan
anak-anak. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terlebih dahulu yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Riska Lestari Siregar, alumni Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan (Skripsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Padangsidimpuan, 2015) dengan judul “Hubungan Emtional Quotient dengan Prestasi
Belajar Matematika Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Padangsidimpuan”, objek
penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Padangsidimpuan,
penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Emotional Quotient dengan
prestasi belajar matematika siswa kelas VII di SMP N 2 Padangsimpuan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil
penelitian ini menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,834 dengan ini
menunjukkan adanya hubungan korelasi linear positif dan masuk kedalam kategori
sangat kuat antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar siswa. Diperoleh
koefisien determinasi sebesar 0,695 yang berarti bahwa kecerdasan emosional
memberikan kontribusi sebesar 69,5 %
terhadap naik turunnya hasil belajar siswa sedangkan 30,5 % dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
Adanya hubungan
antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar matematika siswa juga dapat
dilihat pada persamaan regeresi linear sederhana yang diperoleh Koefisien regresi
variabel kecerdasan sebesar 2,725 artinya jika kecerdasan emosional mengalami
kenaikan setiap 1 nilai maka hasil belajar matematika mengalami kenaikan
sebesar 2,725.
Dalam
perhitungan regresi linear sederhana menggunaka SPSS versi 25 diperoleh nilai
sign sebesar 0,000 dengan taraf signifikansi 5%, yang berarti nilai 0,000 <
0,05. Maka, diterima atau
terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan hasil
belajar matematika siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Naga Juang.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu penelitian ini dan pemberi dana serta sampel
penelitian, khususnya untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Naga Juang kepada
pihak sekolah yang turut membantu melancarkan penelitian ini dengan sebaik-baiknya.
Kepada seluruh pihak yang telah membantu penelitian ini berjalan lancar dan
terimakasih kepada seluruh kawan – kawan yang telah membantu terbuatnya artikel
ini semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah membantu terlaksananya
penelitian ini dan terbentuknya artikel ini.
REFERENSI
Almira
Amir, "Implementation of Character Education in the Mathematics Learning
Process", Jurnal Logaritma, Volume 10, No. 1, Juni 2022.
Anisa
Redha Meisyuri, dkk., "Hubungan Kecerdasan
Emosional dengan Prestasi Belajar Matematika SD", Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 5, No. 13, 2017.
Anita Adinda, "Kecerdasan
Emosional dalam Pembelajaran Matematika", Jurnal Logaritma, Volume 4, No. 2, 2016.
Ayu Ardilla dan Suryo Hartanto, "Faktor yang
Mempengaruhi Rendahnya Hasil Belajar Matematika Siswa MTS Iskandar Muda
Batam", Jurnal Phytagoras,
Volume 6, No. 2, 2017.
Christopher
Dougherty, introduction to econometrics,
New York:Oxford University Press, 2002.
Dwi
Maulida Sari & Diyah Hoiriyah, "Kemampuan Berpikir Logis Mahasiswa
dengan Menggunakan Model Pembelajaran M-APOS ", Jurnal Logaritma,
Volume 9, No. 2, Desember 2021.
Goleman,
Kecerdasan Emosional, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Indah
Mayang Purnama "Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Matematika di SMAN Jakarta Selatan", Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, Volume 6, No. 3, 2016.
Mitsi
Ardella, "Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Pada Siswa
Kelas V SD Negeri 70 Kecamatan Kelam Tengah Kabupaten Kaur", Skripsi, Bengkulu: IAIN Bengkulu, 2018.
Munirah
& Sri Sumyati Ahmad Putri, "Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap
Hasil Belajar Matematika Peserta Didik",
Jurnal Pendidikan Dasar Islam,
Volume 5, No. 2, Desember 2018.
Nasution,
Mariam, "Data Analysis Techniques for Problem-Based Learning Model
Development and Rewarding Elementary
Linier Algebra", Jurnal Logaritma, Volume 10, No. 1, Juni
2022.
Olivia
Cherly Wuwung, Strategi Pembelajarn dan
Kecerdasan Emosional, Surabaya: Scorpio Media Pustaka, 2020..
Rangkuti,
Ahmad Nizar, Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, dan Penelitian Pengembangan,
Medan: Perdana Mulya Sarana, 2016.
Rangkuti,
Ahmad Nizar, Statistik Untuk Penelitian
Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, 2015.
Riska
Lestari Siregar, "Hubungan Emotional Quotient dengan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Padangsidimpuan", Skripsi, Padangsidimpuan: IAIN Padangsidimpuan,
2015.
Siregar, Nur Fauziah, "Minat Belajar Matematika pada Siswa SMP Negeri 7
Padangsidimpuan", Jurnal Logaritma, Volume 8, No. 2, Desember 2020.
Wiwik
Suciati, Kiat Sukses Melalui Kecerdasan
Emosional dan Kemandirian Belajar, Bandung: CV. Rasi Terbit, 2016.
0 Komentar