Artikel

6/recent/ticker-posts

Model Pembelajaran Open Ended


Model Pembelajaran Open Ended
Pengertian Model Pembelajaran Open Ended
  “Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran” (Helmiati, 2012:19). Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
       Pada model pembelajaran khususnya model pembelajaran inovatif, siswa dilibatkan secara aktif dan bukan dijadikan sebagai objek. Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tetapi pada siswa. Maka seorang guru harus dapat menggunakan model pembelajaran agar siswa dapat lebih aktif, kreatif dan memotivasi siswa dalam belajar. Siswa yang kurang memiliki motivasi akan cenderung kurang konsentrasi ketika mengikuti kegiatan pembelajaran karena dalam diri siswa tersebut kurang adanya pendorongan untuk melakukan kegiatan belajar (Saragih et al., 2021:2645).
      Model Open Ended adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dari mengenal atau menghadapkan siswa pada masalah terbuka. Pembelajaran dilanjutkan dengan menggunakan banyak jawaban yang benar dari masalah yang diberikan untuk memberikan pengalaman kepada siswa dalam menemukan sesuatu yang baru di dalam proses pembelajaran. Model Open Ended adalah pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu (A, 2015:83). Sejalan dengan pendapat tersebut, Ngalimun (2017:332) menyatakan bahwa pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (fleksibility) dan solusinya juga bisa beragam. 
  Dahlan (2008:5) mengemukakan bahwa terdapat beberapa jenis masalah yang digunakan dalam pembelajaran melalui pendekatan open ended. Masalah yang diberikan adalah masalah yang bukan rutin yang bersifat terbuka. Sedangkan dasar keterbukaannya dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tipe, yakni: 1) prosesnya terbuka (process is open) adalah tipe soal yang diberikan mempunyai lebih dari satu metode/cara penyelesaian yang benar; 2) hasil akhir yang terbuka (end product are open) adalah tipe soal yang diberikan mempunyai lebih dari satu jawaban yang benar; 3) tindak lanjutnya terbuka (ways to develop are open) adalah ketika peserta didik telah menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru dengan mengubah kondisi dari masalah yang pertama (asli).
    Pendekatan open ended merupakan salah satu upaya inovasi pendidikan matematika yang pertama kali dilakukan oleh para ahli pendidikan matematika Jepang. Pendekatan ini lahir sejak dua puluh tahun yang lalu dari penelitian yang dilakukan oleh Shigeru Shimada, Yoshiko Yashimoto, dan Kenichi Shibuya. Menurut Shimada & Becker (1997:1) mengemukakan pendekatan open ended berawal dari pandangan bagaimana mengevaluasi kemampuan siswa secara objektif dan berpikir matematika tingkat tinggi. Supaya matematika dapat disenangi dan dipelajari oleh semua siswa, maka permasalahan tertutup (closed problem) yang menuntut satu jawaban yang benar hendaknya diganti dengan permasalahan terbuka (open-ended problems).
  Pembelajaran open ended melatih dan menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban. Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses pencapaian jawaban tersebut. Oleh sebab itu model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentuk pola pikir, keterbukaan, dan ragam berpikir (Ngalimun, 2017:332).
     Tujuan pembelajaran melalui pembelajaran open ended yaitu untuk menjanjikan suatu kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan mengelaborasi permasalahan agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa dapat terkomunikasikan melalui proses belajar mengajar. Pokok pikiran dari pembelajaran dengan open ended yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Dengan kata lain pembelajaran matematika dengan strategi open ended bersifat terbuka (Kurniati & Astuti, 2016:5).
     Berdasarkan konsep yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model Open Ended dapat meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif siswa karena siswa dibiasakan untuk terampil berpikir kreatif matematis pada indikator kefasihan (fluency), keluwesan (flexibility), orisinal (originality), dan terperinci (elaboration). Siswa juga terbiasa diberikan beberapa masalah bersifat terbuka yang artinya memberikan tantangan kepada siswa untuk mencari pola penyelesaian masalah, menemukan berbagai solusi dari masalah sehingga siswa bebas berpikir untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara sendiri namun tetap menghasilkan jawaban yang benar (Suryaningsih & Astuti, 2021:98).

Langkah-Langkah Pembelajaran Open Ended

Adapun langkah - langkah dalam strategi pembelajaran Open Ended sebagai berikut:

Pada kegiatan pendahuluan, guru memberikan pendahuluan tentang materi pelajaran disertai dengan penjelasan tentang kegunaan konsep yang akan diajarkan dalam masalah kehidupan sehari-hari

Kegiatan inti dalam pembelajaran melalui pendekatan open ended ini adalah:

Guru memberikan masalah open ended yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.

Siswa menyelesaikan masalah tersebut secara individu kemudian didiskusikan bersama kelompoknya.

Siswa mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi. Solusi dibahas secara bersama-sama.

Masalah diselesaikan dan dikembangkan melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru maupun siswa untuk memberikan pemahaman mengenai konsep yang diajarkan.

Dalam proses tanya jawab, guru memotivasi siswa agar dapat memberikan jawaban dan kesimpulan penting tentang konsep yang diajarkan. Dalam hal ini guru melakukan probing.

Guru memberikan soal-soal lain yang berkaitan dengan materi pelajaran dan siswa diminta mengerjakannya, baik secara individu maupun secara berkelompok.

Sebagai penutup dalam pembelajaran melalui pendekatan open ended ini adalah: 1) guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep inti dalam materi yang diberikan; 2) guru memberikan informasi apa yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, dan 3) guru memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan di rumah secara individual (Gordah, 2012:267).

Sejalan dengan pendapat di atas, Shimada & Becker (1997:48), langkah-langkah pembelajaran open ended adalah sebagai berikut:

1. Perkenalkan masalah terbuka

2. Memahami masalah

3. Pemecahan masalah oleh siswa, bekerja secara individual atau dalam kelompok kecil (menempatkan pekerjaan mereka pada lembar kerja)

4. Membandingkan dan mendiskusikan (beberapa siswa menuliskan solusi mereka pada papan tulis)

5. Menyimpulkan oleh guru

6. Opsional: Mintalah siswa untuk menuliskan apa yang mereka pelajari dari pelajaran ini.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Open Ended

   Dalam pendekatan Open Ended guru memberikan permasalahan kepada siswa yang solusinya tidak hanya ditentukan hanya dengan satu jalan atau cara. Guru harus memanfaatkan keberagaman cara untuk menyelesaikan masalah itu untuk memberikan pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan cara berpikir yang telah diperoleh sebelumnya. 

Keunggulan dari pendekatan open ended adalah sebagai berikut: 

1) siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya. 2) siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematik secara komprehensif. 3) siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri. 4) siswa secara instrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan. 5) siswa memiliki pengalaman lebih banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan (Betty, 2015:84). 

Disamping keunggulan yang dapat diperoleh dari pendekatan Open Ended terdapat pula kelemahan dari model tersebut diantaranya: 

1) membuat dan menyiapkan permasalahan matematik yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan yang mudah. 2) mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit. 3) siswa dengan kemampuan tinggi bisa meragu dengan jawaban mereka. 4) mungkin sebagian siswa merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang dihadapi (Betty, 2015:84)


Sumber:

Betty, B.A. (2015). Penerapan model open ended untuk meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar siswa kelas v sdn 1 repaking wonosegoro boyolali. Scholaria. 5 (1): 78-91.

Dahlan, J.A. (2008). Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika. Bandung: UPI Bandung. Makalah.

Gordah, E. K. (2012). Upaya guru meningkatkan kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematis peserta didik melalui pendekatan open ended. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 18 (3): 264-279.

Helmiati. (2012). Model pembelajaran. Pekanbaru: Aswaja Pressindo.

Kurniati, R. & Astuti, M. (2016). Penerapan strategi pembelajaran open ended terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran matematika kelas v di madrasah ibtidaiyah negeri 1 palembang. Jurnal Ilmiah PGMI. 2 (1): 1-18.

Ngalimun. (2017). Strategi pembelajaran dilengkapi dengan 65 model pembelajaran. Yogyakarta: Dua Satria Offet.

Saragih, L. M., Tanjung, D. S., & Anzelina, D. (2021). Pengaruh model pembelajaran open ended terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik. Jurnal Basicedu. 5(4): 2644-2652.

Shimada, S dan Becker J.P. 1997. The open-ended approach: A new proposal for teaching mathematics. Virginia: NCTM.

Suryaningsih, T. & Astuti, M.A. (2021). Pengaruh model pembelajaran open ended terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas iv pada materi pecahan. Jurnal Pendidikan Dasar, 1 (1): 95-104.












Posting Komentar

0 Komentar